Paris – Konsep Sovereign Cloud (Cloud Berdaulat) muncul sebagai tren besar berikutnya dalam Cloud Computing, menantang dominasi penyedia cloud AS global (Hyperscalers). Didorong oleh kekhawatiran geopolitik, regulasi privasi data yang ketat (seperti GDPR), dan keinginan untuk kedaulatan data nasional, negara-negara di Eropa, Asia, dan Timur Tengah menuntut layanan cloud yang dijamin dan dioperasikan di dalam batas-batas nasional mereka.
Sovereign Cloud adalah layanan cloud yang dijamin oleh pemerintah bahwa data hanya akan dioperasikan, disimpan, dan diatur oleh penyedia dan hukum domestik. Tujuannya adalah untuk mencegah data sensitif (pemerintah, kesehatan, pertahanan) diakses oleh badan asing, bahkan melalui yurisdiksi seperti CLOUD Act di AS. Hal ini menciptakan kebutuhan akan mitra lokal yang dapat menyediakan infrastruktur dan operasional, sementara tetap menggunakan teknologi cloud canggih.
Tren ini menghasilkan kemitraan hibrida yang menarik. Hyperscalers global (seperti Amazon, Google, dan Microsoft) kini berkolaborasi dengan perusahaan telekomunikasi dan penyedia cloud lokal di Eropa dan Asia. Dalam pengaturan ini, teknologi inti cloud (seperti software dan hardware) disediakan oleh Hyperscalers, tetapi kontrol operasional, fisik, dan hukum dipegang oleh entitas lokal atau nasional.
Dampak Sovereign Cloud adalah peningkatan kompleksitas dan biaya untuk Cloud Computing. Organisasi kini harus menavigasi berbagai solusi cloud yang berbeda, tergantung pada tingkat sensitivitas data mereka. Data publik dapat berada di cloud global, sementara data kesehatan kritis harus berada di Sovereign Cloud domestik. Hal ini menuntut strategi multi-cloud dan kemampuan manajemen data yang canggih.
Secara keseluruhan, Sovereign Cloud menandai akhir dari visi cloud global yang sepenuhnya tanpa batas. Ini adalah respons politik terhadap digitalisasi yang meluas, di mana kontrol data dianggap sebagai masalah keamanan nasional. Pergeseran ini akan membentuk ulang pasar cloud, menciptakan ceruk pasar yang signifikan bagi penyedia regional, dan memaksa perusahaan global untuk beradaptasi dengan realitas baru kedaulatan digital.

