Indonesia adalah rumah bagi keanekaragaman hayati terkaya di dunia, namun juga menjadi episentrum krisis kepunahan. Artikel ini adalah laporan mendalam mengenai perjuangan di garis depan untuk menyelamatkan dua spesies paling ikonik dan terancam punah: Orangutan (baik Kalimantan maupun Sumatera) dan Harimau Sumatera.
Ancaman utama bagi keduanya serupa: hilangnya habitat secara masif. Deforestasi akibat alih fungsi lahan untuk perkebunan kelapa sawit, akasia untuk industri kertas, dan pertambangan telah menyusutkan “rumah” mereka secara drastis, memaksa mereka masuk ke wilayah manusia.
Masalah kedua adalah perburuan liar dan perdagangan ilegal. Cula harimau masih diminati di pasar gelap, sementara bayi orangutan sering diselundupkan untuk dijadikan peliharaan eksotis. Konflik manusia-satwa pun tak terhindarkan; harimau yang kehilangan teritori berburu akan memangsa ternak, memicu kemarahan warga yang berujung pada pembunuhan atau penangkapan.
Artikel ini akan memprofilkan para pejuang konservasi di lapangan, dari tim patroli anti-perburuan liar hingga pusat rehabilitasi orangutan. Kita akan melihat tantangan yang mereka hadapi, termasuk keterbatasan dana, penegakan hukum yang lemah, dan kurangnya kesadaran di tingkat lokal.
Menyelamatkan mereka bukan hanya soal menyelamatkan satwa, tapi menyelamatkan ekosistem utuh. Artikel ini akan membahas solusi jangka panjang, seperti restorasi koridor satwa, penegakan hukum yang tegas terhadap korporasi perusak hutan, dan pentingnya melibatkan masyarakat adat sebagai penjaga hutan.

