Geopolitik Energi Hijau: Persaingan Negara di Era Terbarukan
{"aigc_info":{"aigc_label_type":0,"source_info":"dreamina"},"data":{"os":"web","product":"dreamina","exportType":"generation","pictureId":"0"},"trace_info":{"originItemId":"7544033908824739125"}}

Geopolitik Energi Hijau: Persaingan Negara di Era Terbarukan

0 0
Read Time:45 Second

Transisi energi global menuju energi hijau (surya, angin, baterai, dan hidrogen) bukan hanya soal lingkungan, tapi juga geopolitik. Negara-negara berlomba menguasai teknologi, sumber daya, dan rantai pasok energi terbarukan.


Mengapa Energi Hijau Jadi Arena Persaingan?

  1. Mengurangi Ketergantungan Fosil – Negara ingin lepas dari minyak & gas.
  2. Pasar Besar – Energi hijau bernilai triliunan dolar.
  3. Keamanan Nasional – Energi bersih = kedaulatan negara.
  4. Citra Politik – Negara hijau dipandang modern & progresif.


Pemain Utama

  • Tiongkok – Pemimpin produksi panel surya & baterai.
  • Eropa – Fokus ke energi angin & kebijakan zero carbon.
  • AS – Investasi besar dalam teknologi baterai & EV.
  • Asia Tenggara – Jadi target investasi energi hijau.


Dampak Geopolitik

  • Ketegangan Dagang – Persaingan teknologi panel surya & baterai.
  • Aliansi Baru – Negara penghasil nikel & litium jadi pusat perhatian.
  • Politik Global – Energi hijau jadi kartu diplomasi baru.


Penutup:
Energi hijau bukan hanya soal menyelamatkan bumi, tapi juga perebutan kekuasaan global. Siapa yang menguasai energi terbarukan, akan memimpin dunia.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %