Read Time:29 Second
Kecerdasan buatan (AI) kini masuk ke dunia militer. Drone otonom, sistem pertahanan pintar, hingga robot tempur mulai diuji coba di berbagai negara.
AI mampu menganalisis ribuan data medan perang dalam hitungan detik, membantu komandan mengambil keputusan lebih cepat.
Namun, muncul masalah etika. Senjata AI bisa menyerang tanpa campur tangan manusia, meningkatkan risiko konflik tak terkendali.
PBB sudah membahas regulasi internasional, tetapi hingga kini belum ada kesepakatan. Negara adidaya justru berlomba mengembangkan teknologi ini.
Kesimpulannya, senjata AI adalah pedang bermata dua. Bisa melindungi prajurit, tapi juga bisa membawa dunia ke era perang mesin tanpa kendali manusia.